Banyak ngoceh aja saya dari tadiyah, okeee fix, mulai kita bahas.
3, 2 ,1 Gooooo.
Tapi Kita Lihat dulu nih boru Batak yang Cantik-cantik pakai ulos ini yah
1.
Cetar bukan, dengan memakai Ulos batak, dan kebaya batak, denga ditambah hiasan yang dikepala yaitu sortali batak. Ada yang mau kepoin, diatas ada ID instagramnya.
Simanullang itu ada 3 bagian yaitu: Simanullang Lumban Nahukkup, Simanullang Lumban Ri, dan Simanullang Lumban Nalom.
2.
Nihhh, Boru Samosir, dengan style bataknya, masih malu kamu jadi orang Batak ? Terlihat nampak sangat anggun bukan, belum lagi kamu lihat kalau dya lagi manortor. Pengen Liat, follow akun Instagram nya yah hehe.
Sekarang Kita Bahas Ulos.
3.
Nahhhh, hebatkan hita batak, Musik yang beraneka ragam, Sitio Suara, batak memank keren.
Ok Lanjut
Ulos Batak di anggap memiliki nilai-nilai tersendiri
sesuai dengan makna dan fungsinya berdasarkan ragam dan jenisnya. Keragaman
ulos tersebut telah di tetapkan masing-masing sesuai dengan makna dan tujuan
pemberiannya.
Nahhh disini kita pasti masih banyak yang belum tahu, saya sendiri aja masih bingung sampai sekarang beda-bedain jenis ulos, tapi jangan menyerah, kita sama-sama belajar, siapa sih yang pintar tanpa belajar dulu yah kan.....!
Trus, kita memank tahu Ulos, tapi kalau ditanyak, mamfaatnya apa sih ???
Ulos ini di pakai sebagai Hande-hande (selendang) pada waktu margondang (menari dengan alunanan musik Batak) dan juga di pergunakan oleh pihak Hulahula (orang tua dari pihak istri) untuk manggabei (memberikan berkat) kepada pihak borunya (keturunannya) karena itu disebut juga Ulosgabegabe (berkat).
6.
Beberapa jenis ulos menurut tema atau motif ornament antara lain:
1. Ulos Jugia
2. Ulos Ragi Hotang
3. Ulos Sibolang
4. Ulos Mangiring
5. Ulos Bintang Maratur
6. Ulos Jungkit
7. Ulos Sadum
8.Ulos Ragidup
7.
Berikut berbagai macam ragam dan nilai Ulos Batak:
1. ULOS JUGIA
Ulos ini disebut juga “ ulos na so ra pipot “ atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos “ homitan “ yang disimpan di “ parmonag-monangan “ ( hombung ). Jenis ini menurut kepercayaan orang Batak tidak dapt dipakai kecuali oleh orang yang sudah saur matua, yaitu semua anak laki-laki dan perempuan sudah kawin dan dari semua anaknya sudah mempunyai cucu. Hanya orang yang demikianlah yang disebut “ na gabe “ , yang berhak memakaia ulos tersebut.
Selama masih ada anaknya yang belum kawin atau masih ada yang belum mendapat keturunan, walaupun telah mempunyai cucu-cucu dari anak laki-lakiatau perempuan lainya yang telah kawin,belum bisa digolongkan sama dengan tingkat saurmatua.
Beratnya aturan pemakaian jenis ulos ini menyebabkan ulos ini merupakan benda langkah hingga banyak orang batak yang tidak mengenalnya. Ulos ini sering merupakan barang warisan orangtua kepada anaknya dan nilainya sama dengan sitoppi ( emas yang dipakai oleh isteri raja-raja pada waktu pesta ).
Gambar
1. ULOS JUGIA
Ulos ini disebut juga “ ulos na so ra pipot “ atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos “ homitan “ yang disimpan di “ parmonag-monangan “ ( hombung ). Jenis ini menurut kepercayaan orang Batak tidak dapt dipakai kecuali oleh orang yang sudah saur matua, yaitu semua anak laki-laki dan perempuan sudah kawin dan dari semua anaknya sudah mempunyai cucu. Hanya orang yang demikianlah yang disebut “ na gabe “ , yang berhak memakaia ulos tersebut.
Selama masih ada anaknya yang belum kawin atau masih ada yang belum mendapat keturunan, walaupun telah mempunyai cucu-cucu dari anak laki-lakiatau perempuan lainya yang telah kawin,belum bisa digolongkan sama dengan tingkat saurmatua.
Beratnya aturan pemakaian jenis ulos ini menyebabkan ulos ini merupakan benda langkah hingga banyak orang batak yang tidak mengenalnya. Ulos ini sering merupakan barang warisan orangtua kepada anaknya dan nilainya sama dengan sitoppi ( emas yang dipakai oleh isteri raja-raja pada waktu pesta ).
Gambar
2. ULOS RAGIDUP
Ulos ini setingkat dibawah Ulos Jugia.
Banyak orang beranggapan ulos ragiduplah yang paling tinngi nilainya, oleh sebab memang dilihat dari bentuk/motifnya, lebarnya, cara penenunannya yang sangat rapi dan teratur, sangat nyata perbedaanya dari ulos-ulos yang lain. Dan memang cara penenunan ulos Ragidup ini sangat sulit, harus teliti sekali dan hanya akan dipercayakan pada penenun yang telah cukup banyak mempunyai pengalaman dalam tenun-menenun.
Ulos Ragidup dapat dipakai untuk berbagai keperluan, baik untuk acara dukacita maupun acara sukacita. Juga dapat dipakai oleh Raja-raja Adat, orang berada, maupun oleh rakyat biasa, selama memenuhi beberapa pedoman, misalnya diberikan sebagai Ulos Pargomgom pada acara adat perkawinan, atau diberikan sebagaai ulos Panggabei pada waktu orang tua meninggal yang telah mencapai satu tingkat hagabeon tertentu.
Ulos ini setingkat dibawah Ulos Jugia.
Banyak orang beranggapan ulos ragiduplah yang paling tinngi nilainya, oleh sebab memang dilihat dari bentuk/motifnya, lebarnya, cara penenunannya yang sangat rapi dan teratur, sangat nyata perbedaanya dari ulos-ulos yang lain. Dan memang cara penenunan ulos Ragidup ini sangat sulit, harus teliti sekali dan hanya akan dipercayakan pada penenun yang telah cukup banyak mempunyai pengalaman dalam tenun-menenun.
Ulos Ragidup dapat dipakai untuk berbagai keperluan, baik untuk acara dukacita maupun acara sukacita. Juga dapat dipakai oleh Raja-raja Adat, orang berada, maupun oleh rakyat biasa, selama memenuhi beberapa pedoman, misalnya diberikan sebagai Ulos Pargomgom pada acara adat perkawinan, atau diberikan sebagaai ulos Panggabei pada waktu orang tua meninggal yang telah mencapai satu tingkat hagabeon tertentu.
3. ULOS RAGI HOTANG
Ulos ini biasanay diberikan sepsang penganten yang disebut sebagai Ulos Hela. Dengan pemberian ulos ini dimaksudkan agar ikatan batin kedua penganten dapat teguh seperti rotan ( hotang ). Cara pemberianya kepada kedua penganten ialah disampirkan dari sebelah kana pengantin lelaki setinggi bahu terus sampai kesebelah kiri pengantin perempuan. Ujung sebelah kanan dipegang dengan tangan kiri oleh pengantin perempuan, lalu disatukan ditengah dada seperti terikat.
Pada jaman dahulu rotan adalah tali pengikat sebuah benda yang dianggap paling kuat dan ampuh. Inilah yang dilambangkan oleh ulos Ragi Hotang tersebut.
Ulos ini biasanay diberikan sepsang penganten yang disebut sebagai Ulos Hela. Dengan pemberian ulos ini dimaksudkan agar ikatan batin kedua penganten dapat teguh seperti rotan ( hotang ). Cara pemberianya kepada kedua penganten ialah disampirkan dari sebelah kana pengantin lelaki setinggi bahu terus sampai kesebelah kiri pengantin perempuan. Ujung sebelah kanan dipegang dengan tangan kiri oleh pengantin perempuan, lalu disatukan ditengah dada seperti terikat.
Pada jaman dahulu rotan adalah tali pengikat sebuah benda yang dianggap paling kuat dan ampuh. Inilah yang dilambangkan oleh ulos Ragi Hotang tersebut.
4. ULOS SADUM
Ulos ini penuh dengan warna-warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai untuk suasana sukacita. Di Tapanuli Selatan ulos ini biasanya dipakai sebagai ulos panjangki ( parompa ) bagi keturunan “ Daulat, Baginda atau Mangaraja “ .
Untuk mengundang ( marontang ) Raja-raja, ulos ini dipakai sebagai alas sirih di atas pinggan godang (burangir/haronduk panyurduan). Aturan pemakaian ulos ini demikian ketat hingga ada golongan tertentu di Tapanuli Selatan yang dilarang memakai ulos ini. Begitu indahnya ulos ini sehingga didaerah lain sering dipakai sebagai ulos kenang-kenangan dan bahkan dibuat pula sebagai hiasan dinding. Ulos ini sering pula diberi sebagai kenang-kenangan untuk pejabat-pejabat yang berkunjung ke daerah.
Untuk mengundang ( marontang ) Raja-raja, ulos ini dipakai sebagai alas sirih di atas pinggan godang (burangir/haronduk panyurduan). Aturan pemakaian ulos ini demikian ketat hingga ada golongan tertentu di Tapanuli Selatan yang dilarang memakai ulos ini. Begitu indahnya ulos ini sehingga didaerah lain sering dipakai sebagai ulos kenang-kenangan dan bahkan dibuat pula sebagai hiasan dinding. Ulos ini sering pula diberi sebagai kenang-kenangan untuk pejabat-pejabat yang berkunjung ke daerah.
5. ULOS RUNJAT
Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos edang-edang ( pada waktu pergi ke undangan ). Ulos ini dapat juga diberikan kepada penganten pada keluarga dekat menurut versi (tohonan ) Dalihan Natolu di luar Hasuhuton Bolon, misalnya oleh Tulang, Pariban dan Pamarai.
Juga ulos ini dapat deberikan pada waktu Mangupa-upa atau waktu ulaon si las ni roha (acara bergembira ).
Kelima jenis ulos yang diatas adalah merupakan ulos Homitan (simpanan), yang hanya kelihatan pada waktu tertentu saja. Karena ulos ini jarang-jarang dipakai, hingga tidak perlu dicuci , biasanya cukup dijemur diwaktu siang hari.
Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos edang-edang ( pada waktu pergi ke undangan ). Ulos ini dapat juga diberikan kepada penganten pada keluarga dekat menurut versi (tohonan ) Dalihan Natolu di luar Hasuhuton Bolon, misalnya oleh Tulang, Pariban dan Pamarai.
Juga ulos ini dapat deberikan pada waktu Mangupa-upa atau waktu ulaon si las ni roha (acara bergembira ).
Kelima jenis ulos yang diatas adalah merupakan ulos Homitan (simpanan), yang hanya kelihatan pada waktu tertentu saja. Karena ulos ini jarang-jarang dipakai, hingga tidak perlu dicuci , biasanya cukup dijemur diwaktu siang hari.
ULOS SIBOLANG
Ulos ini dapat dipakai untuk keperluan duka atau sukacita. Untuk keperluan dukacita biasanya dipilih dari jenis yang warna hitamnya menonjol sedangkan bila dalam peristiwa sukacita dipilih dari jenis yang warna putihnya menonjol. Dalam peristiwa dukacita ulos ini paling banyak dipergunakan orang. Misalnya untuk ulos saput atau ulos tujung harus dari jenis ulos ini, tidak boleh dari jenis yang lain. Dalam upacara perkawinan, ulos ini biasanya dipakai sebagai tutup ni ampang dan juga bisa disandang, akan tetapi ulos ini akan dipilih dari jenis yang putihnya menonjol. Inilah yang disebut Sibolang Pamontari.
Karena ulos ini dapat dipakai untuk segala keperluan adat, maka ulos i ni terlihat paling banyak dipakai dalam upacara adat, hingga dapat dikatakn “memasyarakat” . Harganya juga relatif murah, sehingga dapat dijangkau oleh mayarakat banyak. Hanya saja ulos ini tidak lazim dipakai sebagai ulos pangupa atau parompa.
Ulos ini dapat dipakai untuk keperluan duka atau sukacita. Untuk keperluan dukacita biasanya dipilih dari jenis yang warna hitamnya menonjol sedangkan bila dalam peristiwa sukacita dipilih dari jenis yang warna putihnya menonjol. Dalam peristiwa dukacita ulos ini paling banyak dipergunakan orang. Misalnya untuk ulos saput atau ulos tujung harus dari jenis ulos ini, tidak boleh dari jenis yang lain. Dalam upacara perkawinan, ulos ini biasanya dipakai sebagai tutup ni ampang dan juga bisa disandang, akan tetapi ulos ini akan dipilih dari jenis yang putihnya menonjol. Inilah yang disebut Sibolang Pamontari.
Karena ulos ini dapat dipakai untuk segala keperluan adat, maka ulos i ni terlihat paling banyak dipakai dalam upacara adat, hingga dapat dikatakn “memasyarakat” . Harganya juga relatif murah, sehingga dapat dijangkau oleh mayarakat banyak. Hanya saja ulos ini tidak lazim dipakai sebagai ulos pangupa atau parompa.
Saya Sebagai Penulis memohon maaf jika terdapat kata-kata salah atau ucapan, nama tempat yang bisa membuat anda tersiinggung, manusia tidak luput dari kesalahan yang tidak disengaja. Horas Mejuah-juah
Sumber teks :
http://berandabatak.blogspot.com/2013/09/jenis-jenis-ulos-dan-fungsinya_1.html
http://bethelginting.blogspot.co.id/2012/06/makna-ulos-bagi-masyarakat-batak.html
http://bethelginting.blogspot.co.id/2012/06/makna-ulos-bagi-masyarakat-batak.html